Header Ads

ads header

Breaking News

KB 1 Toleransi (Tasāmuḥ)

Toleransi (Tasāmuḥ)

Tasamuh Adalah – Pada dasarnya, sikap tasamuh ini sama kok dengan sikap toleransi yang merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dilakukan oleh semua orang. Yap, sebagai manusia sosial pasti kita semua tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, bahkan hingga meninggal dunia sekalipun. Apalagi lingkungan sosial kita ini termasuk dalam masyarakat multikultural yang mana memiliki keberagaman warna, mulai dari agama, ras, suku, hingga pola pikir.
alam agama Islam, hal tersebut disebut dengan tasamuh. Lalu sebenarnya, apa sih tasamuh itu? Apa saja aspek-aspek yang dapat ditemukan dalam akhlak tasamuh ini? Apakah semua umat muslim di seluruh dunia wajib melaksanakan tasamuh? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

Dalam pengertian secara umum, tasamuh ini dapat diartikan sebagai sikap atau akhlak terpuji pada pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang telah digariskan oleh ajaran Islam”. Ada beberapa orang yang mengartikan tasamuh atau toleransi ini sebagai sikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapinya, salah satunya adalah toleransi agama. Nah dari sini, tasamuh juga dapat dimaknai sebagai “toleransi beragama”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tasamuh atau toleransi yang sebenarnya bukanlah dengan mencampur-adukkan keimanan dan ritual agama Islam dengan agama non Islam, melainkan menghargai akan eksistensi agama dan ritual dari agama orang lain. Yap, tasamuh atau toleransi ini juga dapat condong pada konteks sosial, budaya, dan agama, dengan tidak melakukan aksi diskriminasi terhadap umat minoritas dalam kehidupan bermasyarakat.

Adanya akhlak tasamuh ini dapat memberikan kemudahan hati terutama ketika menjalani hidup yang berdampingan dengan individu lain, dengan mengenyampingkan perbedaan yang ada ketika menjalin hubungan timbal balik demi mencapai kedamaian, keadilan, dan kebajikan. Tidak hanya itu saja, keberadaan akhlak tasamuh ini justru dapat memberikan kesempatan dan tempat bagi setiap orang tanpa memandang status apapun dari mereka. Perbedaan agama, ras, suku, etnis, bukanlah halangan untuk hidup bersama dalam masyarakat multikultural ini. Dengan kata lain, dalam menjalankan akhlak tasamuh ini harus memiliki hati yang besar untuk menerima kebaikan dan kebenaran dari orang lain.

Konsep akhlak tasamuh dalam agama Islam ini dapat dijalani secara praktis dan tidak berbelit-belit kok. Islam tidak pernah mengajarkan umat-Nya untuk mencela Tuhan dari agama lain, sebab memang pada dasarnya manusia di muka bumi ini memiliki keberagaman dari segi agama, warna kulit, suku, adat istiadat, dan lain-lain. Namun meskipun begitu, kita tentu saja tidak diperbolehkan secara bebas mengikuti ibadah agama lain tanpa aturan atau bahkan mencampurinya.

Di dunia Barat, keberadaan “toleransi” malah menunjukkan adanya sebuah otoritas berkuasa, yang mana enggan bersikap sabar atau membiarkan orang lain untuk memiliki perbedaan. Namun dalam agama Islam, “tasamuh” justru dapat menjembatani kata toleransi itu yang mana menunjukkan adanya kemurahan hati dan kemudahan dari kedua belah pihak atas dasar saling pengertian.

Nah, untuk mengembangkan sikap tasamuh secara umum, dapat dilakukan dengan mengelola kemampuan diri kita dalam menyikapi adanya perbedaan yang mungkin terjadi dalam lingkungan keluarga, teman sekolah, atau rekan kerja sesama muslim. Perbedaan itu tidak hanya sekadar pada agama, ras, dan etnis saja, tetapi juga pada pola pikir dan pendapat. Sikap toleransi atau adanya akhlak tasamuh ini dapat juga dimulai dengan cara membangun kebersamaan dan keharmonisan sehingga menyadari adanya perbedaan antara diri kita dengan orang lain.

Berkaitan dengan tasamuh antar umat beragama, hendaknya dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama individu penganut agama lain, disertai memberikan kebebasan kepada mereka untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan atau beribadah masing-masing, tanpa adanya paksaan atau tekanan, baik untuk melaksanakan ibadah maupun tidak. Lagipula, Allah SWT juga pernah memberikan ajaran bagi umat-Nya bahwa kita harus menjadikan semua orang sebagai kawan, yakni dalam Al-Quran Surah Al-Mumtahanah ayat 8-9.

Artinya:Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

 1.   Pengertian Toleransi (Tasāmuḥ)
Kata tasāmuḥ diambil dari kata samaḥa berarti tenggang rasa atau toleransi. Dalam bahasa Arab sendiri tasāmuḥ berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Dalam secara istilah, tasāmuḥ adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh agama Islam.

Maksud dari tasāmuḥ ialah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak dan kewajiban antar agama. Tasāmuḥ dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain.

Toleransi atau Tasamuh Dalam Hal Beragama


Di negara kita yang memiliki beragam pemeluk agama, sikap toleransi beragama tentu saja wajib untuk diajarkan dan dilakukan. Apalagi dalam Pancasila yang mana sebagai dasar negara kita ini, pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, jelas mengindikasikan bahwa negara ini adalah negara Ketuhanan. Maksudnya adalah negara Indonesia benar-benar menghendaki setiap warga negaranya untuk menganut satu agama atau kepercayaan. Berhubung di Indonesia ini ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, maka setiap warga Indonesia “diwajibkan” untuk menganut salah satu dari keenam agama tersebut.

Tidak hanya itu saja, pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya”. Dalam perundang-undangan tersebut jelas bahwa negara telah mengatur bahwa setiap warganya untuk memeluk agama dan menjamin perlindungan ketika melaksanakan prosesi peribadatan.

2.   Toleransi Dalam Agama Islam

Tasāmuḥ ialah sikap yang mengarahkan pada keterbukaan dan menghargai perbedaan. Perbedaan merupakan fitrah yang sudah menjadi ketetapan Allah Swt. dan seluruh manusia tak bisa menolak-Nya. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui, Maha mengenal” (QS. al-Hujurāt [49]: 13) 

Konsep tasāmuḥ yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis serta  tidak berbelit-belit. Yaitu dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan. 

Namun, apabila hubungannya dengan keyakinan dan ritual, agama Islam tidak mengenal kata kompromi. Keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain begitu pula dengan ritualnya. 

Sebagai bukti bahwa tasāmuḥ merupakan salah satu ajaran Islam adalah

Allah melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Tanpa

larangan tersebut, manusia akan saling memperolok jika berbeda keyakinan. Allah

Swt. berfirman:  

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo'a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan" (QS. al-An’am [6]:108) 

Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh  Allah, maka beliau menjawab, “al-Hanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam” 

Dalam Islam, tasāmuḥ berlaku bagi semua orang tanpa mengenal  perbedaan. Akan tetapi setiap orang memiliki perbedaan penerapan tasāmuḥ, ada yang masih belum terlatih melakukannya dan ada yang sudah terlatih melakukannya.  Untuk itu Syaikh Yusuf Qardhawi menjelaskan adanya empat faktor yang mendorong sikap tasāmuḥ, yaitu: 

a. Keyakinan bahwa manusia itu makhluk mulia.

b. Perbedaan di dunia ialah realitas yang dikehendaki Allah.

c. Allah Maha membuat perhitungan, jadi tiada kuasa mutlak manusia untuk mengadili kekafiran atau kesesatan seseorang.

d. Keyakinan akan perintah Allah untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia.

3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari 

Setelah mengetahui sikap tasāmuḥ dalam Islam. Kita dituntut untuk  bersikap tasāmuḥ. Sebagai contoh sikap tasāmuḥ dalam Islam yaitu,

1. Di kota Madinah, Rasulullah Saw. tidak sungkan berdampingan dengan pribumi Yahudi maupun Nasrani. 

2. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar r.a. tidak merusak tempattempat ibadah warga non-muslim dan pemeluknya teteap diberikan kebebasan untuk menjalankan ritual agamnya.

3.Rasulullah Saw. memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin.

4. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw. dan para sahabat, Rasulullah Saw. berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat berkata, “Kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Bukankah dia juga manusia?”

Aspek-Aspek Dalam Tasamuh

Dalam menerapkan akhlak tasamuh ini memiliki beberapa aspek, yakni sebagai berikut:

1. Mengasihi dan Menyayangi Orang Lain

Dari adanya kasih sayang atau rasa untuk saling mengasihi sekaligus menyayangi terhadap orang lain, tentu saja akan menjadikan seseorang bersikap empati. Dari sikap empati tersebut, nantinya seseorang tersebut mampu merespon segala peristiwa dan tindakan yang dilakukan oleh orang lain yang ada di sekitarnya. Mulai dari saling tolong menolong hingga menerima adanya kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh orang lain,

2. Menjaga Kedamaian

Menjaga kedamaian terutama ketika tengah menjalin hubungan dengan orang lain yang memiliki perbedaan agama tentu saja menjadi aspek dalam tasamuh ini. Dalam upaya menjaga kedamaian tersebut, kita tidak boleh memaksakan kehendak untuk bersatu dalam aqidah, sebab pada dasarnya agama dan ibadahnya sudah berbeda.

Cara lain untuk menjaga kedamaian ini adalah dengan menciptakan keamanan dan kenyamanan di lingkungan bersama, saling memaafkan, tidak ada dendam dan prasangka jelek, tidak memaksakan kehendak, tidak menyakiti baik dalam lisan maupun perbuatan, hingga adanya rasa saling empati terutama ketika tengah menyelesaikan masalah.

3. Berbuat Kebajikan

Maksudnya adalah dengan berbuat baik melalui perilaku yang layak terhadap sesama manusia meskipun mereka memiliki perbedaan agama dengan kita. Perilaku yang layak tersebut dapat berupa adanya interaksi secara baik, saling memaafkan, dan saling memuliakan antar sesama.

4. Berlaku Adil

Kita tentu saja harus memperlakukan orang lain secara baik dan adil. Adil disini maksudnya adalah menyeimbangkan dan menyesuaikan hak yang diterima oleh seluruh orang secara proporsional. Dengan kata lain, kita tidak boleh membeda-bedakan dan berlaku diskriminasi terhadap orang lain, terutama kepada umat minoritas.

Faktor yang Mempengaruhi Tasamuh Dalam Diri Seorang Muslim

Sebenarnya, penerapan akhlak tasamuh dalam diri seorang muslim itu dapat didukung oleh beberapa faktor, yakni sebagai berikut:

1. Kepribadian

Apakah Grameds menyadari bahwa kepribadian yang dimiliki oleh seseorang itu dapat mempengaruhi adanya akhlak tasamuh ini? Yap, individu yang memiliki kepribadian dengan sifat optimis, santai, aktif, dan suka bersosialisasi disertai dengan adanya ilmu pengetahuan tentang agama yang baik, cenderung memiliki akhlak tasamuh. Namun, jangan merasa kecil hati akan hal tersebut, sebab pada dasarnya akhlak tasamuh ini dapat ditanamkan dalam diri setiap orang sejak dini.

2. Lingkungan

Apabila didasarkan pada proses belajar sosial, maka memang sejatinya perilaku seseorang itu cenderung dapat terbentuk melalui proses sosialisasi di lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, munculnya akhlak tasamuh ini dalam diri seorang muslim juga dipengaruhi oleh lingkungannya, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pertemanan, hingga lingkungan kerja.

3. Pengetahuan

Ternyata tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu juga dapat berpengaruh pada akhlak seseorang lho… Terutama pada akhlak tasamuh ini yang mana merupakan cerminan dari toleransi, maka dari itu setiap individu yang memiliki akhlak ini juga turut mempelajari ilmu sosial.

Macam-Macam Tasamuh

Sama halnya dengan toleransi, akhlak tasamuh ini juga memiliki dua macam, yakni akhlak tasamuh terhadap muslim dan akhlak tasamuh terhadap non muslim. Nah, berikut uraiannya.

1. Tasamuh Terhadap Muslim

Dalam tasamuh jenis ini, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim untuk memiliki akhlak tasamuh terhadap sesama umat muslim lain, disamping karena tuntutan agama bahwa semua umat muslim adalah saudara yang harus diikat dengan tali aqidah sama. Bahkan hal tersebut juga diungkapkan oleh Rasulullah SAW bahwa kesempurnaan iman dari seorang muslim itu dapat diwujudkan dalam bentuk tenggang rasa dan kasih sayang kepada saudaranya, yakni:

“Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kebaikan hati dan tasamuh terhadap sesama umat muslim nantinya dapat membias kembali kepada diri kita. Kemudian, pada akhirnya diri kita juga akan memperoleh banyak kemudahan dan peluang hidup sebab adanya relasi dengan manusia lain, selain itu semua kebaikan yang telah kita lakukan juga akan dibalas oleh Allah SWT di akhirat kelak.

2. Tasamuh Terhadap Non Muslim

Seorang muslim memang tetap diwajibkan untuk menerapkan akhlak tasamuh kepada rekan non muslim, sebab pada dasarnya kita semua adalah manusia ciptaan Allah SWT. Namun perlu diingat bahwa akhlak tasamuh ini bukan berarti kita memperbolehkan sesuatu tanpa pendirian, melainkan harus terdapat prinsip dalam membela kebenaran.

Dalam tasamuh jenis ini, kita harus menghargai hak-hak yang dimiliki oleh para non muslim selaku manusia dan anggota masyarakat yang berada di dalam satu negara. Dengan kata lain, tasamuh ini didasarkan pada beberapa prinsip, yakni:

  • Bertetangga dengan baik.
  • Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
  • Membela mereka yang teraniaya.
  • Saling menasihati untuk tetap melakukan hal-hal kebajikan.
  • Menghormati kebebasan beragama.

Contoh Tasamuh Beragama Dalam Kehidupan Bermasyarakat

  • Memperbolehkan teman atau individu lain beribadah sesuai dengan agama mereka.
  • Tidak memaksakan orang lain untuk berpindah keyakinan.
  • Tidak melakukan diskriminasi terutama pada agama minoritas.
  • Tidak mengganggu proses ibadah orang lain.
  • Tidak mencela dan merendahkan agama orang lain.
  • Tidak menjadikan agama orang lain sebagai bahan gurauan.
  • Tidak menjadi provokator ketika agama lain tengah merayakan hari besarnya.
  • Berteman dengan semua orang, tanpa memandang apa latar belakang agama mereka.
  • Menghormati adanya perayaan hari besar keagamaan dari umat lain.
  • Tetap menjaga silaturahmi dengan tetangga, teman, maupun rekan kerja yang berbeda agama.
  • Tetap menolong orang lain yang tengah tertimpa musibah walaupun latar belakang agama mereka berbeda dengan kita.
  • Tidak merusak tempat ibadah umat beragama lain.
  • Tidak mengganggu ketenangan ibadah yang dilakukan oleh umat beragama lain.
  • Tidak perlu menyombongkan agama sendiri di depan umat beragama lain, hargai adanya perbedaan yang ada.
==============================================================

LATIHAN SOAL 


1. Sebutkan dan jelaskan asal kata dari Tasamuh !
2. Jelaskan tasamuh menurut istilah !
3. tulislah ayat Al-quran yang menjelaskan tentang tasamuh/ Toleransi !
4. Sebutkan Faktor - faktor  yang mendorong munculnya sikap tasāmuḥ menurut Syaikh Yusuf Qardhawi  !
5. Sebagai contoh - contoh sikap tasāmuḥ dalam Islam !

                                                    " MAAN NAJAH "
                         ILAL LIQO' 

Tidak ada komentar