BAB II ASMAUL HUSNA KB 1 (Al-Kariim)
BAB II
INDAHNYA ASMAUL HUSNA
Pertemuan Keempat
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan arti asmaul husna (Al-Karīm, Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn) dengan benar.
2. Menelaah makna asmaul husna (Al-Karīm, Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn) dengan benar.
3. Membuktikan asmaul husna (Al-Karīm, Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn) dengan benar.
4. Mengimplementasikan sikap santun dan bijaksana sebagai cermin
pemahaman asmaul husna (Al-Karīm,
Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn) dengan benar dalam kehidupan sehari hari.
Apersepsi |
Perhatikan gambar dan baca sekelumit tulisan berikut kemudian jawablah pertanyaan
Firman Allah Swt
:
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ
فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ.... ١٨٠
”Hanya milik Allah al-Asma’ al-Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al-Asma’ al-Husna itu” (QS. al- A’raf [7] : 180)
1.
Apa yang kalian
pikirkan terkait gambar diatas ?
2. Siapa yang memberikan kehidupan kepada makhluk yang ada dalam gambar tersebut
3. Mengapa kita mempelajari Asmaul husna ?
A. Pengertian al- Asma’ al-Husna
Asma’ul Husna artinya
nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah,
jadi Asmaul Husna adalah nama-nama milik
Allah yang baik dan yang indah. al-Asma’ al-Husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik
dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia
itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik
Allah. Firman Allah :
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ لَهُ
ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ ٨
”Dialah Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asma’ul husna (nama-nama
yang baik)” (QS. Taha [20] :
8)
Dengan memahami asmaul Husna, maka insya
Allah akan terjadi perubahan pola pikir,
sikap dan karakter seorang mukmin.
Puncak dari perubahan itu adalah
pencapaian kualitas diri sebagai hamba Allah yang rela dan ikhlas
terhadap segala ketetapan Allah Swt.
B. Menganalisa 16 Asma’ul Husna (al-Kariim,
al-Mu’min, al-Wakiil dan al- Matiin)
1. Al- Kariim (Yang Maha Mulia/Dermawan)
Allah adalah Dzat Yang Maha sempurna dengan
kemuliaan/kedermawanan-Nya. Karena kemuliaan-Nya, Allah memiliki kebaikan
yang tidak terbatas. Allah mengampuni
dosa-dosa hamba-Nya, jika ia bertaubat. Dia akan memberi jika diminta, dan tetap
memberi meski tidak diminta,
dan tidak akan habis pemberian-Nya. Menurut Ibnu Qayyim, al-karim adalah zat
yang suka memberi kebaikan yang banyak
dengan sangat mudah. Jadi makna
al-Kariim adalah Allah selalu berbuat baik kepada makhluk tanpa sebuah
kewajiban yang harus dikerjakan. Namun semua kebaikan yang diberikan Allah
kepada makhluk-Nya semata-mata atas
kemurahan-Nya kepada para makhluk.
”Wahai manusia ! apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pengasih “(Q.S
Al-Infitar/82:6)
Asmaul husna Al-Kariim diharapkan bisa melahirkan budi pekerti yang
luhur sehingga kita akan hidup mulia baik di sisi Allah Swt. atau sesama
manusia.
Dengan memahami dan menghayati makna al-Asma’ al-Husna al-Kariim, maka hendaknya kita memiliki sikap atau perilaku diantaranya
adalah:
a.
Berbudi pekerti luhur dan selalu mengerjakan hal-hal
yang mulia disisi Allah Swt.
b.
Menghindari perilaku tercela yang membuatnya hina di
hadapan Allah Swt atau sesama manusia
c.
Senatiasa menjaga perilaku sehari-hari kepada orang
lain
d.
Selalu berusaha untuk memberi lebih baik dari pada
meminta
e.
Memancarkan sikap pemurah terhadap siapapun
2. Al- Mu’min (Maha memberi Keamanan)
Allah adalah satu-satunya dzat yang memberi rasa
aman, ketenangan dalam hati manusia. Secara
istilah al-Mu’min merupakan sifat Allah yang menjamin keamanan dan kenyamanan
bagi seluruh makhluk-Nya. hanya Allah yang bisa memberi rasa aman jauh lebih
besar dari rasa aman yang diberikan seorang ibu kepada anak bayinya, suami
kepada istrinya, dan rasa aman yang diberikan makhluk-makhluk yang lain.
Al Mukmin artinya pemberi rasa aman, yang
menjadi salah satu sifat Allah SWT mengajarkan seorang hamba untuk meminta
perlindungan hanya kepada Allah SWT semata. Al Mu’min artinya yaitu Allah SWT
yang maha pemberi rasa aman juga menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk yang
lemah. Tanpa bantuan dari Allah SWT, manusia bukanlah apa-apa. Maka dari itu
untuk selalu berdoa dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT
kepada umat Islam.
Berdasarkan makna tersebut, mengimaninya akan
membuat seseorang akan ditambahkan rasa aman dan membuat seseorang tidak putus
asa. Mengetahui hal ini juga bahwa Allah SWT adalah Sang Maha Pemurah dan
begitu sayangnya kepada para hambanya. Bahkan tanpa sadar Allah SWT memberi
rasa tentram saat umat Islam dekat dengan Allah.
7هُوَ
ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ
إِيمَٰنٗا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡۗ ...
”Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang
mu’min supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)” (QS. Al- Fath :4)
Manusia secara pribadi atau
kelompok akan selalu berusaha memperoleh rasa aman dengan cara yang
berbeda-beda. Padahal hakikat rasa aman itu sebenarnya hanya dari Allah.
Pasalnya Allah Swt. adalah tempat berlindung para hamba dari rasa takut. Salah
satu rasa aman yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah rasa aman dari
siksa dunia dan akhirat. (QS.al-Hasyr [59] :23)
Dengan memahami dan menghayati
makna Asma’ul Husna al-Mu’min diharapkan kita memilki perilaku sebagai berikut :
a.
Berusaha untuk Memberikan rasa aman dan tidak membuat keributan dan segala
perbuatan yang meresahkan masyarakat
b.
Berusaha menghindari perilaku yang dapat membuat orang lain merasa
takut atau terusik ketenangan hidup
3. Al- Wakil (Yang Maha Pemelihara)
Allah Swt. yang paling tepat untuk memelihara
dan mengurusi segala kebutuhan
makhluk-Nya. Allah Swt. adalah Dzat yang mengurus
segala urusan hamba-Nya dan memudahkan makhluk-Nya dari kesusahan yang dihadapi
hamba-Nya. lalu
mengawasi dan menjaga mereka. Selayaknyalah Allah menjadi tempat bergantung
bagi para makhluk-Nya. Firman Allah :
وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ
وَكِيلٗا ٣
“dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pemelihara (QS.Al-Ahzab:3)AH Dalam
bertawakkal, manusia masih tetap dituntut untuk melakukan sesuatu sampai batas
kemampuannya, bukan berarti menyerahkan begitu saja segala sesuatu kapada
Allah, tetapi penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha yang
maksimal.
Setelah memahami makna Asma’ul Husna al-Wakiil maka marilah kita
meneladaninya dengan cara :
a.
Menanamkan kesadaran bahwa hanya Allah Swt tempat kita bergantung
b.
Senantiasa bertawakkal (Berserah diri ) kepada Allah Swt.
c.
Menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan pengharapan
d.
Membina sikap tawakkal
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
e.
Menjiwai setiap ikhtiar atau perbuatannya dengan mengharap
keridhaan-Nya
4. Al- Matin (Yang Maha Kokoh)
Secara istilah al-Matiin adalah Zat yang sangat kukuh dan memiliki kekuatan yang tak pernah luntur. Allah Maha sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya sehingga mampu mengatasi segala urusan makhluk-Nya. Tiada sesuatupun yang dapat mengalahkan dan mempengaruhi-Nya. Imam al- Khattabi memaknai al-Matiin sebagai Dzat Yang Maha Kuat yang kekuatan-Nya tidak dapat terbendung, tindakan- Nya tidak terhalangi dan tidak pernah merasa lelah. Firman Allah Swt. :
”Sesungguhnya
Allahlah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh” (QS. adz-Dzariyat [51] :58)
Sifat Al-Matiin berkaitan dengan sifat Al-Qawiyy artinya Maha Kuat,
kekuatan Allah menunjukkan kekuasaan yang sempurna, sedangkan kekokohan Allah
Swt menunjukkan kekuatan yang sangat besar. Maka betapapun besarnya kekuatan
manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah, sehinggatidak
pantas kiata mengaku diri paling kuat dan tidak membutuhkan pertolongan Allah
Swt. karena sanga mudah bagi allah Swt. menguatkan atau melemahkan manusia.
Dengan memahami makna al-matiin, akan
menyadarkan kita untuk meminta pertolongan hanya kepada Allah Swt. Hanya Allah
yang memilki kekuatan yang sempurna. Adapun keutamaan meneladani sifat al-Matiin :
a. Memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kebaikan
b. Tidak tergoda untuk menerima atau mencari rezeki secara batil
c. Menambah keteguhan untuk menjalankan syari’at agama islam
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Nama Kelompok :
Kelas :
Tahapan |
Kegiatan
Peserta didik / Pertanyaan |
Catatan hasil kegiatan |
Stimulus |
Peserta didik mengamati gambar yang berhubungan dengan Asmaul Husna |
|
Identifikasi Masalah |
1. Apa arti dari
Asmaul husna : Al-Karīm, Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn,? 2. Uraikan makna
dari Asmaul husna : Al-Karīm,
Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn, ! 3. Kemukakan dalil yang berhubungan dengan Asmaul
husna : Al-Karīm, Al Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn, ! 4. Bagaimana
mengimplementasikan Asmaul husna : Al-Karīm, Al-Mu’min, Al-Wakīl, Al-Matīn, dalam kehidupan
sehari-hari ? |
|
Mengumpulkan informasi |
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait dengan materi
Asmaul Husna
|
|
Mengolah Informasi |
Catat dan klasifikasikan informasi yang diperoleh untuk kemudian
dijadikan dasar menjawab persoalan |
|
Verifikasi dan presentasi hasil |
Lakukan verifikasi hasil olah data, pastikan temuan kalian
sudah benar dan kemudian presentasikan |
|
Generalisasi |
Buatlah kesimpulan dari hasil kajian kelompok kalian |
|
1.
Al-Asma’al-husna artinya adalah nama
-nama Allah yang sangat baik dan indah , pernyataan berikut ini yang paling
benar berkaitan dengan al-Asma’al-husna adalah ...
A.
Al-Asma’ al-husna wajib dihafalkan,
agar lebih mudah dalam mengenal Allah
B.
Jangan menghafal al-Asma’al-husna sebelum memahami betul seluruh isinya
C.
Bisa digunakan untuk mengusir jin dan setan bila
dipasang di dinding rumah
D.
Sangat baik diamalkan untuk berdzikir sebelum berdoa
dan memulai pelajaran
E.
Barang siapa yang hafal al-Asma’al-husna walaupun tidak mengamalkannya pasti dijamin
masuk surga
2.
Allah alah Dzat Yang Maha sempurna dengan segala
kemuliaan-Nya, Allah memiki kebaikan
yang tidak terbatas, Dia akan memberi jika
diminta, dan tetap memberi meski tidak diminta, merupakan pengertian
dari al-Asma’al-husna …
A. Al-Wahhab
B. Al-Mu’min
C. Al-Kariim
D. Al-Jaami’
E. Al-Matiin
3.
Seseorang yang telah meneladani asmaul husna Al-mu’min akan
terlihat dari perilakunya dalam menjalani kehidupan yakni....
A.
Jujur dalam melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya
B.
Ikhlas dan bertanggung jawab dalam menjalankan kepemimpinannya
C.
Selalu menjadi pemaaf segala kesalahan yang dilakukan orang lain
kepadanya
D.
Selalu berusaha dengan optimisme yang tinggi walau terus di
hadapkan pada kegagalan
E.
Mampu menjaga keselamatan baik dirinya atau orang lain dari
kejahatan dan kedzaliman
4.
Salah satu Asma’ Allah swt., yaitu al-Mu’min yang artinya Allah
maha memberi keamanan. Sebagai bukti beriman kepada asma Allah swt. Al-Mu’min
adalah…
A.
Polisi mengayomi masyarakat dengan mengatur lalu lintas agar
pengguna jalan merasa nyaman ketika jalan
B.
Melaksanakan ronda malam untuk menjaga keamanan kampung dengan
tidak tidur semalaman
C.
Menyampaikan kepada masyarakat agar tidak membeli buah anggur di
pinggir jalan, karena bahan formalinnya berbahaya
D.
Kandidat kepala desa di satu daerah meyakinkan masyarakat bahwa
dirinya akan menjadikan desanya lebih maju dan merendahkan kandidat lain
E.
Seorang satpam memasang kawat berduri yang dialiri listrik
disebuah bank untuk menjaga keamanan
bank tersebut
5.
Allah Swt. mengurus segala sesuatu yang menjadi urusan hamba-nya,
juga menyediakan segala kebutuhan manusia, misalnya dengan menciptakan tumbuhan
untuk bahan makanannya bagi manusia. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa
Allah swt memiliki Asmaul Husna….
A.
Al-Kariim
B.
Al-Wakiil
C.
Al-Qayyum
D. Al-Hayyu
E. Ar-rakib
Tidak ada komentar