Header Ads

ads header

Breaking News

Menghindari akhlak Tercela (Nafsu Syahwat dan Ghadab)


Pertemuan kedelapan

Tujuan Pembelajaran :

Menganalisis nafsu syahwat dan  gadhab,  melalui tazkiyatun nufus  dengan  cara mujahadah dan  riyadlah

Firman Allah Q.S Al-Kahfi ayat 28

Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya sudah melewati batas.

 

Nafsu Syahwat

1.      Hakikat dan Sifat Dasar Nafsu

Pada hakikatnya semua manusia memiliki nafsu, karena manusia tidak dapat hidup jika tidak ada nafsu. Allah menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu. Banyak mengandung faedah, meski tidak bisa hidup jika tidak ada nafsu. Andaikata nafsu makan dicabut (misalnya) pasti binasalah manusia. Jika nafsu terhadap lain jenis dihilangkan, mereka tidak punya keturunan dan akhirnya binasa.

 

2.      Pengertian Nafsu Syahwat

Nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Syahwat artinya menyukai atau menyenangi,  Yaitu kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya. Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar hukum Allah ’azza wa Jalla dengan tujuan untuk mendapatkan yang lezat–lezat.  Nafsu syahwat adalah kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari’at. Maka hakikat syahwat (keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan tabi’atnya (watak) dan menjauhi sesuatu yang tidak disukai dan dicintai. Akan tetapi, sebenarnya keberadaan syahwat pada manusia itu tidak tercela, karena terdapat faedah dan manfaat didalamnya. Celaan itu tertuju jika manusia melewati batas dalam memenuhi syahwat. Misalnya, menuruti nafsu syahwat dengan melakukan kemaksiatan mulai dari menonton film porno, berpacaran dan akhirnya sampai pada perizinaan. Dorongan nafsu syahwat mengarah kepada tiga hal besar, yaitu :

Ø  Syahwat dan kesenangan terhadap harta benda, sehingga melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan.

Ø  Syahwat dari kesenangan terhadap seks, sehingga melahirkan kejahatan dan kekejian berupa perzinaan, pemerkosaan dan penyimpangan seksualitas lainnya.

Ø  Syahwat dan kesenangan terhadap jabatan dan kedudukan, sehingga melahirkan para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator. Akhirnya menindas siapa saja yang akan menghalang-halangi.


3.       Bahaya Menuruti Nafsu Syahwat

a.       Merusak potensi diri seseorang. Nabi Saw. mengingatkan bahwa mengikuti hawa nafsu akan membawa kehancuran.

Tiga perkara yang membinasakan dan tiga perkara yang menyelamatkan . adapaun tiga perkara yang membinasakan adalah kebakhilan, dan kerakusan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang membanggakan diri sendiri. Sedangkan tiga perkara yang menyelamatkan adalah takut kepada Allah di waktu sendirian dan dilihat orang banyak, sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan, dan (berkata/berbuat) adil di waktu marah dan ridha.” (HR. Anas, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Adullah bin Abi aufa, dan Ibnu Umar)

b.      Mendatangkan kesusahan dan kesempitan

c.       Mengakibatkan rusaknya lingkungan alam karena nafsu mengeksploitasi alam yang berlebih-lebihan.

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS. ar- Rum [30]: 41)

d.      Melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan

e.       Lahirnya para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator.

f.        Dampak menuruti syahwat kesenangan terhadap kelezatan makanan, akan menimbulkan berbagai macam penyakit tubuh.

g.       Nafsu akan mendorong manusia untuk berbuat jahat, melampiaskan syahwat dan menentang ajaran agama. Apabila pelampiasan nafsu syahwat sex pada remaja akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya diantaranya adalah putus sekolah, suramnya masa depan, perceraian, melahirkan anak terlantar, dan tumbuhnya generasi yang memerosotkan harkat dan martabat negara.

 

4.      Cara Menundukkan Nafsu Syahwat

a.       Meningkatkan taqwa kepada Allah dengan menerapi diri dengan rasa takut kepada Allah Swt.

b.      Dengan Mujaahadah= berusaha untuk melawan dan menundukkan kehendak hawa nafsu. Rasulullah bersabda :seorang mujahid yaitu seorang yang berjihad, yaitu dia yang melawan hawa nafsunya karena Allah.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٦٩

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al- Ankabut [29]:

Mujaahadah melawan nafsu dengan cara menempuh tiga langkah seperti berikut :

Ø  Takhalli, mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela.

Ø  Tahalli, menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji

Ø  Tajalli, tersingkapnya tabir yang menghalangi antara manusia dan Allah, rasa dilihat dan diawasi oleh Tuhan, kerinduan hanya tertuju pada Tuhan.

c.    Dengan jalan riyadah= latihan kerohanian dengan menjalankan ibadah dan menundukkan keinginan nafsu syahwat. Riyadah ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu riyadah badan yaitu dengan mengurangi makan, minum, tidur dan mengurangi berkata-kata. Yang kedua riyadah rohani yaitu dengan memperbanyak ibadah, berzikir, dan bertafakkur 


Pertemuan kedelapan

Tujuan Pembelajaran :

Menganalisis nafsu  gadhab,  melalui tazkiyatun nufus  dengan  cara mujahadah dan  riyadlah

 

Merasa mudah emosi   ?  Coba Baca Cerita ini

Suatu hari seorang pria pemarah datang menemui kakeknya. Saat bertemu, dia mendamprat kakeknya dengan kata-kata kasar. Sang kakek pun hanya mendengarkannya dengan sabar dan tenang, tanpa tanggapan. Lalu lelaki itu berhenti memaki. Setelah si lelaki selesai meluapkan amarahnya, kakek mulai bertanya,:

Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak menerimanya, lalu jadi milik siapakah pemberian itu?” “Tentu saja tetap menjadi milik si pemberi,” kata lelaki itu. “Begitu pula dengan kata-kata kasar dan amarahmu,” timpal kakek. “Aku tidak mau menerimanya, jadi itu tetap milikmu. Aku hanya mengkhawatirkan kamu harus menanggung akibatnya, karena amarah dan kata-kata kasar hanya membuahkan penderitaan.

Sama seperti orang  yang ingin mengotori langit dan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori diri sendiri,” jelas Si Kakek.

Lelaki itu pun terdiam dan merasa malu. Dia meminta maaf, lalu kemudian pamit pergi.

“Sesungguhnya amarah itu datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu”

(HR. Abu Daud, no. 4784 Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS.ali- Imran [3]: 134)


Gadhab

1.     Pengertian Marah (Gadab)

Marah dalam pengertian gadab artinya merasa tidak senang dan panas hati karena suatu peristiwa atau sebab-sebab tertentu. Marah adalah sifat alamiah yang ada pada manusia, namun diantara mereka ada yang bisa mengendalikannya ada juga yang tidak bisa. Maka itulah Islam mengajarkan untuk bisa mengendalikan marah. Nafsu amarah selalu mendorong diri manusia untuk melahirkan perbuatan, sikap, dan tindakan kejahatan atau syahwat hewani dan kesenangan kepada kejahatan.


2.     Bahaya Marah (Gadab)

Marah akan mengakibatkan bahaya besar baik bagi pelakunya maupun orang lain.

a.       Bagi diri sendiri, akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi, sehingga membuka peluang terkena serangan jantung, cepat tua, gangguan tidur, gangguan pernapasan, sakit kepala, struk dan depresi

b.      Bagi orang lain dan lingkungan, keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah bukan menyelesaikan masalah, menimbulkan kerusakan hubungan dengan teman, dapat merusak keharmonisan keluarga, bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan, bisa mengakibatkan pembunuhan 

 

3.     Cara Menundukkan Marah (Gadab)

a.       Dengan riyadah=pelatihan diri dan kesabaran

Riyaadah yang diperlukan diantaranya dengan mengetahui akibat buruk dari sifat-sifat tersebut. Setelah itu menerapkan dalam diri anda kebalikan dari sifat-sifat itu, misalnya sombong dengan tawadhu’, haus harta dengan qana’ah, dan lain sebagainya. Selain itu dengan memperbanyak berzikir, membaca ta’awudz, beristighfar, dan memberi maaf.

b.      Mujahadah=Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk tidak melampiaskannya kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya bila melampiaskan marah.

c.       Menahan hawa nafsu.

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan meminta diberi wasiat. Lalu Rasulullah bersabda  :

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw.: Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi Saw.: Janganlah engkau marah. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda Beliau: Janganlah engkau marah”. (HR. Bukhari)

Dalam kitab adab al-Dunya wa al-Din, Imam al- Mawardi mengemukakan beberapa metode penyembuhan marah yaitu dengan cara yang pertama, menimbulkan rasa takut (khauf) kepada Allah, yang kedua menyadari dampaknya dan yang ketiga menyadari betapa besar pahalanya bila mampu menahannya.

 


LEMBAR KERJA SISWA

 

1.      Jelaskan pengertian Gadhab  !

2.      Jelaskan pentingnya mengendalikan  hawa nafsu !

3.      Tuliskan contoh manusia yang berperilaku menuruti syahwat terhadap kedudukan!

4.      Bahaya apa yang terjadi jika kita menuruti Nafsu syahwat dan gadhab

5.      Bagaimana cara menundukkan  gadhab melalui tazkiyatun nufus dalam  kehidupan sehari-hari  ?

 

 

 

LEMBAR KERJA SISWA

 

1.       Keinginan seseorang atau dorongan-dorongan hati yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, merupakan pengertian dari...

a.       Nafsu                                                             d. Ghadhab

b.      Amarah                                                          e. Syahwat

c.       Qolbu

2.       Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :

1.      Keinginan untuk mencoba makana yang haram

2.      Membangkitkan nafsu atau selera

Istilah berikut yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah…

a.       Mujahadah                                                    d. Khalwat

b.      Riayadah                                                       e. Syahwat

c.       Gadab

3.       Kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari’at, demi untuk mendapatkan yang lezat-lezat merupakan pengertian dari ...

a.                a.Nafsu mutma’innah                                      d. Akhlak madzmumah

b.                b. Nafsu syahwat                                              e. Nafsu kamilah

c.                  c. Akhlak mahmudah

Tidak ada komentar