KB 1 RAGAMA PENYAKIT HATI
KB. 1 I RAGAM PENYAKIT HATI
Persahabatan menjadi kunci utama untuk menanggulangi tawuran yang dewasa ini marak terjadi di kalangan remaja. Tawuran merupakan gejala yang harus ditanggulangi sekarang ini. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa tingkat kedewasaan dan kesabaran sedang terdegradasi. Agama Islam mengajarkan untuk menjaga diri dari buruknya sifat marah apalagi menjadi seorang pemarah. Oleh karenanya dibutuhkan pendidikan dan pembiasaan untuk menghindari perilaku tawuran atau perilaku menyimpang lainnya. dalam Al quran Surah Al munafiqun ayat : 63: 1
اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ
لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ
Pendidikan tentang ragam penyakit
hati dapat dilakukan untuk menanggulangi perilaku tawuran dan berbagai macam perilaku menyimpang
lainnya. Adapun penyakit hati ini akan dibahas pada pembahasan kali ialah nifaq (munafik), qaswah
al-qalb (keras hati), dan
ghadab (marah).
Pengertian Munafik (Nifāq)
Nifāq berasal dari akar kata nāfaqa berarti munafik, menyembunyikan, berbohong, berpura-pura. Kata ini diambil dari kara nafiqā berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui satu lubang, maka tikus itu akan lari dan mencari lubang lainnya.
Kata Nifāq secara istilah adalah
sikap menyembunykan sesuatu di dalam hatinya karena tak ingin diketahui keberadaannya oleh orang
lain sehingga menampakkan sesuatu
yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Atau dengan kata lain nifāq ialah
menyatakan keimanan padahal di balik itu tersimpan kekufuran. Allah Swt. berfirman:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Artinya
: “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik” (QS. atTaubah [9]: 67)
اِنَّ
الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيْرًاۙ
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah
dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka” (QS. an-Nisā`[4]: 145)
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya
: “Khallād
menceritrakan kepada kami, Mis’ar menceritrakan kepada kami dari Habǐb bin Abǐ Tsābit dari Abǐ
al-Sya’tsā dari Khuzaifah dia berkata nifāq itu sesungguhnya adalah pada masa Nabi
saw. Adapun sekarang ini (yang dahulu dinamakan nifāq) adalah kufur sesudah beriman”. (HR.
Bukhari)
Macam-Macam Perilaku Munafik (Nifāq)
a. Nifāq ‘Amalī/ ‘Urfī
Nifaq ‘amalī ialah sikap yang dimiliki seseorang dengan memperlihatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya sehingga dalam interaksi sosialnya dia sering berperilaku atau menampakkan tanda-tanda kemunafikan.
Tanda-tanda kemunafikan adalah apabila
seseorang berbohong dalam perkataannya,
ingkar tehadap janjinya, dan khianat dari kepercayaan kepadanya.
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat” (HR. Muslim)
Artinya : “Dari Abdullah bin Amru ra, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah munafik murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia berbuat curang”. (HR. Muslim)
Dalam membicarakan status hukum orang munafik seperti dalam hadis ini mayoritas ulama berpendapat bahwa ciri-ciri kemunafikan dalam hadis ini yang umum terjadi dalam masyarakat tidak dihukum kafir. Hanya sebagai suatu bentuk kemunafikan.
b. Nifāq Īmānī / Syar’ī
Nifāq Īmānī adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang dengan memperlihatkan keimanan dan menyembunyikan kekafirannya. Orang seperti ini diancam neraka, sebab orang sangat berbahaya bagi umat dan agama Islam.
Contoh dari nifāq īmānī adalah sikap
kemunafikan atas datangnya bulan
Ramadan. Rasulullah Saw. bersabda: Yang artinya
“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: Demi Rasulullah Saw. bahwasanya tidak datang suatu bulan bagi orang-orang Islam lebih baik bagi mereka dari bulan Ramadhan dan tidak datang suatu bulan bagi orang-orang munafik lebih buruk dari bulan Ramadhan. Sebab di bulan Ramadhan orangorang yang beriman mempersiapkan segala kekuatan untuk beribadah.
Adapun orang-orang munafik tidaklah mereka persiapkan kecuali mempersiapkan untuk melalaikan manusia dan aib-aib mereka yaitu mereka jadikan kesempatan, sementara orang beriman dipergunakan kesempatan oleh orang yang menyimpang” (HR. Ahmad)
c. Cara Menghindari Perilaku Munafik (Nifāq)
a. Membiasakan berkata jujur
Jujur adalah sikap terpuji di mana
seseorang mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan apa yang diketahui.
Allah Swt. berfirman:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya
: “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian beserta orang-orang yang
jujur/benar” (QS. at-Taubah [9]: 119)
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya
: “Katakanlah
kebenaran sekalipun itu pahit” (HR. Baihaqi)
b. Membiasakan diri untuk setia atau amanah
Setia atau amanah adalah sikap
terpuji di mana seseorang berpegang teguh pada janji, pendirian, dan kepercayaan. Allah Swt. berfirman:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا
اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS al-Anfāl [8]: 27)
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya
: “Tidak ada iman
bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak memegang janji” (HR. Ahmad)
" Semat belajar sampai jumpa di KB 2 "
Tidak ada komentar