KB.2 I RAGAM PENYAKIT HATI
KB. 2 Pengertian Marah (Gaḍab)
Kata Gaḍab berasal dari kata gaḍiba-yagḍabu berarti marah, mengamuk, murka, berang, gusar, jengkel, naik pitam. Kata gaḍab secara istilah adalah sikap tercela di mana gejolak darah dalam diri seseorang meningkat karena tidak senang pada perlakuan tidak pantas.
Gaḍab merupakan fitrah manusia. Sikap
ini akan terjadi ketika adanya sesuatu yang kesalahan atau pun
ketidakpantasan. Oleh karena itu sikap ini haruslah dikendalikan bahkan diredam. Allah
Swt. berfirman:
الَّذِيْنَ
يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya
: “Yaitu orang
yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orangorang yang menahan amarah, dan bersikap
pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik” (Q.S Āli
Imrān [3]: 133-134)
Rasulullah Saw bersabda:
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa seorang laki-laki berkata: Berilah aku pesan. Rasulullah Saw. bersabda: Jangan marah. Laki-laki itu mengulang perkataannya, namun Rasulullah Saw. (tetap) bersabda: Jangan marah. (HR. Bukhari)
2. Dampak Negatif perilaku Marah (Gaḍab)
Jika seseorang marah dan tidak
berusaha untuk mengendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan.
Berikut ini adalah keburukan yang dapat timbul karena sikap marah:
a. Keputusan dan tindakan yang
diambil tidak bijaksana.
b. Retak dan putusnya hubungan
persaudaraan antar manusia.
c. Membahayakan kesehatan tubuh karena tekanan darah tinggi yang meningkat menyebabkan sakit kepala dan beresiko menyebabkan serangan jantung.
Dalam al-Qur`an, sikap marah dapat
menimbulkan beberapa dampak negatif, yaitu:
a. Menemui
banyak kesulitan sehingga menyesal.
وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ
غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ ۖ
Artinya
: “Dan (ingatlah
kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena
tanaman itu dirusak oleh kambingkambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami
menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu” (QS. al-Anbiyā` [21]: 78)
b. Tidak
mendapat keuntungan melainkan mendapatkan kerugian.
وَرَدَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوْا خَيْرًا
ۗوَكَفَى اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ الْقِتَالَ ۗوَكَانَ اللّٰهُ قَوِيًّا
عَزِيْزًاۚ
Artinya
: “Dan Allah
menghalau orang-orang yang kafir itu yang Keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak
memperoleh Keuntungan apapun. dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan dan adalah
Allah Maha kuat lagi Maha
Perkasa” (QS. Al Aḥzāb
[33]: 25)
c. Menerima
murka dan laknat Allah.
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا
خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Dan Barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. an-Nisā` [4]: 9)
3. Menghindari Perilaku Marah (Gaḍab)
a. Meredam rasa amarah dengan sabar
Dalam agama islam orang kuat adalah
orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Allah Swt. berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِ
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ
الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى
الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya
: “Katakanlah:
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat
baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”
(QS. az-Zumar [39]: 10)
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya : “Orang yang kuat itu bukanlah yang
pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
b. Meredam rasa amarah dengan
berzikir kepada Allah.
Dia berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ
تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya
: “(yaitu)
Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’d [13]: 28)
c. Meredam rasa amarah dengan
berwudhu
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya
: “Sesungguhnya
kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api, dan api itu dipadamkan dengan air, karena
itu jika salah seorang diantara kalian marah, maka hendaklah ia mengambil
air wudhu”(HR. Ahmad)
d. Meredam rasa amarah dengan cara
merubah posisi atau berdiam diri
Rasulallah Saw. bersabda:
Artinya
: “Jika salah
seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup
baginya), jika marahnya reda. Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring” (HR.
Abu Daud dan Ibnu Hibban)
Rasulallah Saw. bersabda:
Artinya
: “Jika salah
seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam.” (HR. Imam Ahmad)
e. Memberi Maaf
Allah Swt. berfirman:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ
سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ
لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya
: “Dan balasan
suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka
pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang
zalim”. (QS. asy Syūra [42]: 40)
" selamat Membaca "
Tidak ada komentar